Kisah Hidup 2 : Masa Kecil di Penarukan
Seorang Rizal bayi, balita, hingga menjadi seorang anak kelas 3 SD bertempat tinggal bersama keluarga di Kelurahan Penarukan, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang, Jawa Timur.
Seperti yang telah saya tulis di Kisah Hidup 1 : Seorang Rizal yang Terlahir dari Ibu dan Ayah yang Luar Biasa, saya sekeluarga bertempat tinggal di Penarukan dengan bebagai kenangan yang tak terlupakan.
Kenangan tersebut diantaranya :
Saat saya masih balita, saya pernah tercebur ke sungai molek, sungai besar yang melintas di utara kampung kami. Saat itu cerita ibunda saya, saya diajak ibu cuci baju ke sungai, dan ibu meletakkan saya di tepi sungai. Namun, entah mengapa saya mungkin ingin bisa berenang kali ya, akhirnya saya tercebur ke sungai, ibunda saya langsung panik dan syukurlah ada seseorang yang lewat lalu membantu menyelam dan mencari saya hingga saya ditemukan dan selamat hingga kini. AlhamduliLLah...
Saya kecil bersekolah di TK Dharma Wanita Penarukan. Di masa sekolah TK itulah masa-masa pertama kali saya diberikan uang saku oleh kedua orang tua saya. Saya lupa berapa uang saku saya, yang jelas saya sempat membeli krupuk menyeng seharga Rp25 pada waktu itu ketika masih sekolah TK.
Sekolah TK, saya ingat ketika guru-guru saya gremeneng membicarakan saya, "wah.. anak ini kepalanya besar ya.. pasti cerdas nih.." Amiin... Saya lupa siapa guru yang sempat bilang seperti itu. Yang jelas saya mendengar dan mengingat sekali perkataan beliau. Terima kasih bu guru.. tapi ya.. kok bu guru begitu detailnya menilai saya.. sampai ukuran kepala segala.. hehe.. untungnya sekarang kepala saya sudah terlihat normal.. ^^
Yang paling suka waktu di TK adalah pelajaran tidur.. hehe.. Iya, sebab saat itu kita sama bu guru di suruh tidur dengan tetap duduk di bangku kami dan meletakkan separuh badan di meja, lalu kemudian ibu-ibu guru keliling mengipasi kami, dan mendongengi kami dengan cerita yang seru-seru.
Saya juga suka ketika saatnya makan bersama. Hm... nyummi... saat itu saya sangat merasakan masakan terlezat dari ibu saya. Dan sempat ada juga makanan gratis dari sekolah untuk kami saat itu. Yang saya ingat adalah donat dan segelas kecil susu putih. SubhanaLLah... Terima Kasih Bu Guruku.. ^^
Saya kecil sangat senang bermain di sekitar rumah saya. Karena rumah kontrakan kami pada waktu itu di penarukan cukup luas dengan beberapa pohon dan tumbuhan. Paling tidak ada pohon pete yang saya sering bermain kembangnya untuk saya buat mainan. Ada juga pohon rambutan yang membuat kami begitu suka buah rambutan. Ada juga pohon jambu di samping pekarangan rumah. Plus pohon kanditu. Wah.. lengkap yah.. pohon di rumah saya dulu..
Saya juga sering bermain apa saja yang bisa saya temui di rumah dan di sekitar rumah saya. SubhanaLLah...
Saya kecil hingga terlahir adik saya, kami hidup di Penarukan, sebelum kemudian kami harus pindah ke Kauman, karena rumah kontrakan kami di Penarukan tiba-tiba ndak dikontrakkan lagi oleh pemiliknya karena suatu alasan.
Saat itulah, saya pun ingat betapa keluarga kami mulai merasakan harus hijrah dari kehidupan satu ke kehidupan lainnya. Saya ndak jelas bagaimana ceritanya, yang jelas, kami saat itu pindahan buru-buru karena juga pemilik ingin kami pindah secara buru-buru.
Lagi-lagi, Kekuasaan ALLAH Datang kepada Keluarga kami.. Kami sekeluarga diselamatkan oleh Pakde saya, Pakde Dier sang pemilik rumah di Kauman.
Kami di suruh tinggal sementara di rumah di Jl. KH. Ahmad Dahlan No. 60 ini. Hingga akhirnya, Pakde Dier berbelas kasih menjual rumahnya kepada keluarga kami dan boleh mencicil. Semoga ALLAH Membalas jasa baik Keluarga Pakde Dier yang sangat luar biasa kepada kami.. AlhamduliLLah...
Saat itu kami boyongan ke Kauman, Kepanjen ketika saya masih kelas 3 SD. Saya ingat betul, ketika itu saya baru saja membeli 3 buah godir berwarna orange, kuning, dan ungu dari Mbah Mah, penjual di sebelah sekolah SD saya, SDN Kepanjen 3.
Adik saya masih bayi, dan sesekali menangis. Kami sempat harus tidur tanpa alas waktu itu. MasyaALLAH...
Namun, apa pun yang terjadi kisah hidup saya dan keluarga saya, ini hanyalah sebuah kenangan kisah nyata yang setiap orang mungkin juga memiliki kenangan masing-masing yang hampir sama dalam hidupnya. Ada suka ada duka. Sama saja. Semua 'sawang sinawang'.
Bersambung...
Saatnya Berbagi :
Tidak ada komentar: