![]() |
| Banjir dan Longsor di Sibolga | Sumber: Samarinda TV |
Di saat bencana alam datang karena ulah manusia itu sendiri, seringkali kita melihat reaksi yang tidak seimbang. Banyak orang yang lebih sibuk membela diri, menyalahkan orang lain, atau mencari kambing hitam, daripada melakukan evaluasi dan introspeksi diri.
Padahal, bencana alam seringkali merupakan konsekuensi dari tindakan manusia yang tidak bertanggung jawab, seperti perusakan lingkungan, polusi, dan perubahan iklim. Jika kita tidak mau mengakui kesalahan kita sendiri dan tidak mau melakukan perubahan, maka bencana alam akan terus datang dan semakin parah.
Kita perlu memiliki kesadaran dan tanggung jawab untuk melakukan evaluasi dan perubahan. Kita perlu mengakui bahwa kita semua memiliki peran dalam menjaga lingkungan dan mengurangi risiko bencana alam. Dengan demikian, kita dapat menciptakan masa depan yang lebih baik dan lebih aman bagi kita semua.
Negara harus berhenti merampas hak dan merusak hutan! Peristiwa di Disbolga (Disaster Bolsga) adalah contoh nyata betapa besarnya dampak dari kebijakan yang tidak bertanggung jawab. Itu bukan hanya bencana alam, tapi juga bencana manusia yang disebabkan oleh keserakahan dan ketidakpedulian.
Kita harus mengakui bahwa kebijakan yang merusak lingkungan dan mengambil hak-hak masyarakat adalah dosa besar. Tuhan menunjukkan betapa ngerinya dampak dari kebijakan seperti itu, dan kita harus belajar dari peristiwa itu.
Negara harus berubah, harus lebih peduli dengan lingkungan dan hak-hak masyarakat. Kita harus punya pemimpin yang bertanggung jawab dan memiliki visi besar untuk menjaga lingkungan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Seringkali kepentingan investasi menjadi prioritas utama, bahkan jika itu berarti mengabaikan hak-hak orang lain dan lingkungan. Hutan, sebagai contoh, seringkali menjadi korban dari kepentingan investasi yang tidak bertanggung jawab.
Perusahaan-perusahaan besar dan pemerintah seringkali lebih memprioritaskan keuntungan ekonomi daripada menjaga kelestarian hutan dan hak-hak masyarakat adat. Mereka membuka hutan untuk dijadikan perkebunan, pertambangan, dan proyek-proyek lainnya, tanpa mempertimbangkan dampak lingkungan dan sosial yang akan terjadi.
Namun, kita harus ingat bahwa hutan adalah sumber kehidupan bagi banyak masyarakat dan memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan lingkungan. Kita harus memilih untuk memprioritaskan kelestarian hutan dan hak-hak masyarakat, bukan hanya kepentingan investasi.
Ditulis oleh: Fredi Moses Ulemlem










Tidak ada komentar: